OMK 

Paulus Bertobat dan Percaya kepada Yesus

Renungan.
Jumat, 25 Januari 2019.
Hari Pesta Bertobatnya Santo Paulus Rasul.
Pembawa renungan : Romo Yohanes Suratman, Pr.
Pastor Paroki Hati Kudus Yesus Tegal.

Bacaan : Kisah Para Rasul 22:3-16.

Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku.
Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?

(Kis 22:6-7)

Pertobatan Paulus menjadi salah satu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Gereja. Paulus telah membuat pemahaman tentang Yesus menjadi sangat kaya dan menakjubkan. Yesus menjadi Tuhan, Juru selamat, Penebus dan sebagainya.

Dan pemahamannya akan Yesus juga berpengaruh bagi perkembangan Gereja. Bahkan Kristus dan Gereja atau jemaat tak dapat dipisahkannya. Tak ada Gereja tanpa Kristus. Demikian juga tak ada Kristus yg tanpa Gereja. Ia ada untuk Gereja dan Gereja ada untuk Kristus.

Kata-kata Kristus, “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?”, menegaskan adanya kesatuan antara Kristus dan jemaat atau Gereja.

Kata-kata itu keluar dari Kristus saat Paulus sedang menganiaya mereka yang mempercayai Kristus. Penindasan yang dialami oleh jemaat, juga penindasan bagi Kristus.

Sebab Gereja adalah Tubuh Kristus. Sebagai Gereja, kita menjadi sarana kehadiran Kristus di dunia ini. Peran mulia ini terjadi bukan karena jasa dan prestasi kita tapi karena Roh Kudus yang dianugerahkan kepada kita.

Karena itu siapapun kita, dengan dibaptis dan menerima Roh Kudus, kita telah menjadi tubuh Kristus. Karena itu cara hidup kita dan apa saja yang kita lakukan, hendaknya sesuai dengan cara hidup Kristus pula.

Paulus menjadi contoh bagaimana ia menghidupi Kristus.
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;
namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku.

(Galatia 2:19-20).

.

Dikutip dengan izin, dari kumpulan renungan harian RD. Yohanes Suratman. Pastor diosesan (praja) di Keuskupan Purwokerto.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *