OMK 

Hari Raya Santo Yusup

Gereja Katolik pada hari ini merayakan perayaan peringatan Hari Raya Santo Yusuf.

Renungan Hari Raya Santo Yusup, suami Santa Perawan Maria.
Senin, 19 Maret 2018.
Oleh : Romo Yohanes Suratman.

Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus” (Injil Matius 1:20).

Yusuf ‘diminta’ oleh Tuhan untuk menikahi Maria walaupun anak yang berada di dalam kandungan Maria itu berasal dari Roh Kudus. Dan Yusuf pun taat, melakukan seperti yang Tuhan sampaikan. Memang pada awalnya ada keraguan, tapi pada akhirnya ia memberanikan diri utk menikahi Maria.

Yusuf menjadi tokoh penting karena sosok Pribadi Yesus. Yusuf menghubungkan Yesus dengan Raja Daud. Karena menurut Injil Lukas dan Matius, Yusuf berasal dari keturunan Daud. Dengan hadirnya Yusuf, maka Yesus memang keturunan Daud.

Mungkin kita bertanya, apa sih istimewanya bahwa Yesus itu mjd keturunan Daud? Bagi orang yang tidak paham tentang Kitab Suci khususnya Perjanjian Lama, memang kesulitan utk memahami keistimewaannya Yesus sebagai keturunan Daud. Tapi bagi orang yang ngerti Kitab Suci, apalagi orang-orang Yahudi, menjadi keturunan Daud itu sesuatu banget.
Ingat to tentang janji Tuhan kepada Daud ? (Baca 2 Sam 7, 4-16).

Tuhan berjanji kepada Daud bahwa Ia akan mengokohkan tahta Daud untuk selama-lamanya. Berarti kalau Yesus itu keturunan Daud, Dialah yang dijanjikan oleh Allah itu. Dialah yang akan mengokohkan tahta Daud untuk selama-lamanya. Karena itu Yesus disebut Mesias atau Kristus, yang artinya yang terurapi oleh Allah untuk membebaskan umatNya.

Memang pembebasannya itu bukan pertama-tama karena mengenai tata dunia politik tapi pembebasan dari dosa, sesuatu yang rohani dan yang lebih mendasar dalam kehidupan ini.

Jadi Yusuf berperan penting dalam karya penyelamatan Allah karena Kehadiran Yesus sebagai penyelamat menjadi nyata.

Sebagai murid Yesus, yang telah ditebus dan diselamatkanNya, kita juga dipanggil untuk menghadirkan Yesus bagi sesama.

Kita bisa meneladani Yusuf yang telah menghadirkan Yesus. Peran Yusuf yang begitu penting itu ternyata dilakukannya dengan hal-hal yang begitu sederhana. Ia menjadi suami yang setia, tulus hati, percaya bahwa Tuhan berbicara kepadanya dalam mimpi. Kita dapat juga melakukan hal yang sama dengan Yusuf untuk menghadirkan Yesus.
Amin.

Kemulian kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad.

Salam Damai Tuhan Yesus Menyertai.

.
Dikutip dengan izin, dari kumpulan renungan harian RD. Yohanes Suratman. Pastor diosesan (praja) di Keuskupan Purwokerto.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *