Sinode OMK 2018 | Mengikuti Jejak Murid yang Dikasihi

Salam Damai.

Yohanes (Rasul, penulis Injil yang keempat) adalah teladan seorang muda yang memilih megikuti Yesus maupun murid lannya yang dikasihi Yesus.

Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!”
Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.
Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?”
Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.
Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.
Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).”
Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
(Yohanes 1 : 36-42).

Yesus mengundang mereka (murid-Nya – Yohanes,Andreas, Simon -) untuk memulai suatu ‘perjalanan’ batiniah dan siap untuk secara nyata bergerak maju. Merupakan suatu perjumpaan yang akan selalu diingat mereka sedemikian kuat sehingga mereka bahkan ingat jamnya.
… waktu itu kira-kira pukul empat. (Yoh 1:39).

Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. (Yoh 1:39).

Sebagai hasil keberanian mereka untuk pergi dan melihat, para murid itu mengalami persahabatan yang setia dengan Kristus dan mereka dapat hidup sehari-hari bersama-Nya, mempertimbangkan kata-kata-Nya dengan seksama dan memperoleh inspirasi dari kata-kata itu, dipengaruhi dan digerakan oleh tindakan-tindakan-Nya.

Teladan Yohanes dapat menjadi bantuan dalam memahami bahwa pengalaman panggilan adalah suatu proses bertahap diskresi (mengambil keputusan) batiniah dan pertumbuhan dalam iman, yang menuntun untuk menemukan kepenuhan sukacita hidup dan kasih dalam penyerahan diri dan untuk berperan serta dalam pewartaan Kabar Gembira.

Diskresi = kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam setiap situasi yang dihadapi.

Salam Damai untuk para kaum muda. Bravo

.
Dokumen Persiapan Sinode OMK 2018 oleh Dokpen KWI dan Komkep KWI.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *